Berbeda dengan elang jenis
lainnya yang menyukai ketenangan, elang ini lebih suka berada di daerah
terbuka. Elang jenis ini tidak terlalu pilih-pilih makanan, mereka bisa makan serangga
kecil, udang, ikan, tikus, sampai kelinci. Juga sesekali memakan buah sawit.
Menangkap mangsa baik yang ada di permukaan tanah dan perairan. Serangga besar
ditangkap saat di udara dan langsung dimakan. Seringkali mencari makan di tepi
perairan, terbang relatif rendah dan lamban saat survei.
Sarang biasanya terletak di
tebing, bangunan atau percabangan batang yang menggarpu. material sarang berupa
ranting, daun, plastik, kertas, tulang serta kulit sisa mangsa. Telur 1-4
(biasanya 2-3), interval bertelur 1-2 hari. Telur dierami 26-38 hari oleh induk
betina, sedangkan induk jantan bertugas mencari makan. Anak mulai bisa terbang
dan meninggalkan sarang usia 42-50 hari.
Merupakan jenis elang dengan ciri-ciri mempunyai jambul yang panjang. dengan ukuran yang relatif kecil dengan bulu hitam kecoklatan. Memiliki kaki yang berbulu putih dan ekor yang hitam. Elang betinanya lebih besar dibandingkan dengan elang jenis jantan, tetapi betina memiliki jambul yang lebih pendek dan memiliki kaki yang berwarna kecoklatan.
Makanan elang ini yaitu tikus kecil, burung kecil, kadal, arthropoda , ikan dan buah.
Meskipun termasuk elang yang tidak menyukai bermigrasi, elang ini dikenal sedikit nomaden di daerah yang mengalami variasi musiman yang signifikan dalam curah hujan.
Perkawinan biasanya terjadi selama musim hujan, tapi waktu cukup tidak menentu dan mungkin bertepatan dengan fluktuasi populasi hewan pengerat.
Satu sampai dua telur diinkubasi dalam sarang yang berada di pohon yang tinggi, di tepi hutan atau hutan. Telur menetas setelah sekitar 42 hari dan biasanya menjadi dewasa setelah lain 53-58 hari.
Elang panjang jambul memiliki distribusi sub-Sahara mulai dari Senegal timur ke Etiopia, dan selatan ke Namibia utara dan timur Afrika Selatan
Habitat mereka sangat umum di dekat rawa-rawa, rawa dan sungai. Mereka juga bisa menempati habitat dimodifikasi, di mana ada pohon-pohon yang cocok untuk bersarang dan bertengger, seperti perkebunan eukaliptus dan pinus.
Identifikasi
Berukuran kecil (34-48 cm). Burung pemangsa yang tegap dengan sayap bundar, panjang dan datar ketika terbang. Ekor lebar berujung tumpul dengan ujung sayap gelap yang terlihat jelas, tungkai berbulu. Tubuh bagian bawah pucat dengan satu pita gelap di dada. Bagian bawah ekor gelap dan tidak berpalang.
Asal
Papua, Kep. Maluku, dan Australia. Jarang ditemui dan terpencar di seluruh Papua, dan Kep. Maluku.
Habitat dan Tingkah Laku
Menghuni hutan terbuka, tegalan, padang belukar dan savana, dari permukaan laut sampai ketinggian 1500m. Sering terbang di atas dan tepi hutan. Burung pemburu yang tidak mencolok. Jarang menangkap mangsa di udara, biasanya terbang rendah diantara lokasi-lokasi bertengger, menyerang mangsa yang ada di tanah dengan terbang dan menukik cepat dari lokasi bertengger.
Memakan mamalia, burung, reptil, terkadang juga memakan bangkai hewan dan serangga besar. Musim berbiak Agustus-Oktober, dan bisa diperpanjang sampai Desember. Sarang di percabangan utama pohon 5-45 m di atas permukaan tanah. Telur biasanya 2 butir (1-3), yang dierami selama 36-41 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 54-66 hari.
Elang jenis ini adalah elang yang berukuran kecil, mereke memiliki sebagian besar tububuhnya dengan warna hitam, bintik-bitk hitam dan putih. Kaki mereka juga berbulu, dan elang jantan memiliki dahi putih yang lebih besar daripada betina. Burung yang masih muda umumnya abu-abu sampai coklat di tubuh bagian atas.
Elang ini memiliki tingkah laku yang pendiam, sehari-harinya mereka hanya bertengger di pepohonan. Tapi hal itulah yang digunakan oleh elang ini untuk berburu mangsa, agar mangsanya tidak menyadari kedatangan mereka. Elang jenis ini memakan mamalia kecil, amfibi dan kekelawar buah.
Pada musim hujan elang Ayres ini umumnya bergerak keluar dari hutan lebat di Afrika Tengah ke habitat yang lebih terbuka, lebih jauh ke selatan. Masa kawin berlangsung berbeda-beda seuai dengan wilayah, dan betina hanya bisa menghasilkan satu butir telur dalm setiap perkawinan yang mereka rawat di sangkar mereka. Dalam waktu 35-43 telur menetas dan diperlukan waktu 2-3 bulan agar bayi mereka bisa mencari makan sendiri.
Elang Ayres memiliki distribusi Sierra Leone timur ke Somalia, dan selatan ke Namibia utara dan timur laut Afrika Selatan.
Identifikasi
Berukuran besar (48 cm). Tubuh bagian atas kehitaman dengan tanda pada mentel, tubuh bagian bawah putih bercoret hitam tebal. Ekor bagian bawah memiliki minimal delapan palang putih. Iris dan tungkai kuning, sera kuning hijau. Remaja: seluruh tubuhnya merah-karat coklat terang, kepala dan dada bercoret tebal, tenggorokan putih. Di ekor terdapat palang hitam dan putih tipis.
Tempat Asal
Papua dan Papua Nugini. Di Papua, tercatat: Jajaran pegunungan tengah, Huon, dan jajaran pesisir utara. Umumnya di tempat yang lebih rendah dari daerah Elang-alap Meyer.
Habitat dan Tingkah Laku
Menghuni hutan perbukitan, dan berburu burung. Bertengger pada pohon di puncak perbukitan atau di puncak lembah, terbang untuk menyerang mangsa yang posisinya jauh dari tempat bertengger. Juga mencari mangsa dengan soaring di udara. Memakan burung berukuran kecil.
Identifikasi
Berukuran sedang (56 cm). Jantan: tubuh bagian atas coklat tua, bagian bawah bungalan pucat dengan coret gelap, muka dan tunggir paling pucat. Permukaan atas ekor coklt tua polos dan berpalang tidak teratur, dan bermata gelap. Remaja: tubuh berwarna coklat, mata gelap, dengan tunggir keputihan; permukaan atas ekor berpalang tidak jelas dan dengan pita subterminal gelap. Leher dipenuhi bercak pucat dan membentuk kerah putih pada tengkuk atas.
Ditemukan
Papua, Australasia, Melanesia, Polinesia, dan Selandia Baru.
Kemungkinan jenis yang ada di Papua selatan adalah migran dari Australia. Tidak umum di Peg. Tengah bagian utara. Biasanya di dataran rendah sampai ketinggian 1200 m.
Habitat dan Tingkah laku
Menyukai daerah rawa di dataran rendah dan padang rumput. Di Merauke, Hoogerwerf melaporkan bahwa burung ini dapat ditemui selama musim kemarau. Terbang rendah, dan menukik dengan cepat begitu melihat mangsa. Serangan dari udara untuk mangsa yang bergerak dengan cepat, sesekali juga membajak makanan dari burung pemangsa lain.
Memakan Burung termasuk anakan dan telurnya, mamalia, katak, insekta besar, terkadang juga memakan ikan dan bangkai hewan. Mangsa di tangkap di atas permukaan tanah dan air.
Musim berbiak September-Februari. Bentuk sarang tidak teratur, tersusun atas rumput, tifa, dan batang pohon kecil. Sarang biasanya di antara rumpun tifa terletak di atas permukaan tanah atau di perairan yang dangkal. Telur 1-7 (biasanya 3-4) butir, waktu pengeraman 31-34 hari, mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 43-46 hari.
Elang mempunyai ciri-ciri berwarna hitam dengan garis putih di ujung belakang sayap, terlihat di saat terbang seperti garis yang tebal. Sangat berisik, suara panggilan seperti ""Kiiiik"" panjang dan diakhiri dengan penekanan nada. Sayap menekuk ke atas (seperti elang jawa) dan ke depan, membentuk huruf C yang terlihat membusur. Ciri khas lainnya adalah kulit kuning tanpa bulu di sekitar mata hingga paruh. Ada yang mengatakan bahwa kulit kaki dari elang ini mempunyai kekebalan terhadap bisa ular.
Makanan utama dari elang ular adalah Ular-ular kecil, burung-burung kecil sampai ke mamalia kecil seperti tikus atau kelinci yang mempunyai ukuran yang kecil. Pada waktu terbang, terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Berwarna gelap, sayap sangat lebar membulat, ekor pendek.
Elang-ular bido dewasa: Bagian atas coklat abu-abu gelap. Bagian bawah coklat. Perut, sisi tubuh dan lambung berbintik-bintik putih, terdapat garis abu-abu lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor. Jambul pendek dan lebar, berwarna hitam dan putih. Sedangkan Elang-ular bido remaja: Mirip dewasa, tetapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih pada bulu. Iris berwarna kuning, paruh coklat abu-abu, kaki kuning.
Habitat Elang-ular bido adalah hutan, tepi hutan, perkebunan, sub-urban. Tersebar sampai ketinggian 1.900 m dpl. Bido memangsa ular dan reptil pada umumnya, katak, serta mamalia kecil. Berbiak sepanjang waktu, sarangnya terbuat dari tumpukan ranting berlapis daun di hutan yang rapat. Telur berwarna putih suram, bercak kemerahan, berjumlah 1-2 butir.
Post a Comment
Post a Comment