Bagi sebagian orang, tokek identik dengan binatang melata yang berbunyi khas. Tapi, kini mulai marak tokek pakistan yang bisa membawa untung meski dia tidak berbunyi. Apalagi jika tokek ini bisa disilang dan menghasilkan varian baru.
Leopard gecko atau tokek pakistan mungkin belum terlalu akrab di telinga Anda. Namun, hewan reptil asal Pakistan ini bisa menjadi peluang usaha yang lumayan menguntungkan. Terutama bagi mereka yang memang hobi berbisnis binatang melata.
Syarat utama menjadi pembudidaya dan penjual tokek, tentu saja, tidak boleh geli dengan binatang reptil. Nah, salah satu pembudidaya yang tidak geli pada tokek dan malah terbilang sukses adalah Eri Santoso, pemilik Pet Network. Ia sudah membudidayakan Leopard gecko sejak 2003.
Awalnya hanya hobi, namun sekarang ia sudah menjadi pembudidaya dan penjual tokek pakistan yang meraup untung besar. Bahkan, setelah sukses membudidayakan tokek unik ini, kini usahanya melebar ke budidaya binatang lain.
Berbeda dengan tokek lokal, tokek pakistan ini tidak berbunyi. Justru kebisuan ini menjadikannya piaraan yang cukup ideal. Sifat Leopard gecko lain yang menjadi alasan orang membudidayakan adalah: binatang melata yang satu ini tidak bisa memanjat. “Leopard Gecko tidak memiliki suction cup alias alat pengisap untuk memanjat,” kata Eri.
Alhasil, tokek pakistan cocok bagi mereka yang masih pemula dalam memelihara reptil, karena sifatnya yang jinak.
Dibisniskan pun cocok. Karena, harga jual tokek pakistan juga menggiurkan: antara Rp 100.000 hingga Rp 10 juta per ekor. Yang menyebabkan perbedaan harga itu adalah jenis tokek atau biasa disebut morph oleh para penggemar reptil.
Jika ingin menjual tokek pakistan dengan harga tinggi, seorang pembudidaya harus menciptakan kombinasi hasil persilangan. “Dengan tokek pakistan orang berlomba-lomba menciptakan jenis baru. Makin unik makin mahal,” kata Gunawan, pedagang tokek pakistan.
Eri mencontohkan, tokek albino atau biasa disebut tremper bisa dibanderol Rp 300.000 per ekor. Namun, hasil persilangan antara tremper dan tokek jenis blizzard bisa dihargai Rp 1 juta per ekor. Jenis tokek favorit ini biasanya juga mengikuti tren di pasaran.
Bagi Anda yang ingin membudidayakan tokek pakistan, indukan standar tokek pakistan bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp 1 juta sepasang. Menurut Gunawan, dulu saat ia memulai budidaya, harga indukan tokek pakistan bisa mencapai Rp 3 juta sepasang. Namun, seiring dengan meningkatnya pembudidaya, harga indukan pun semakin turun.
Ongkos perawatan terhitung murah
Tapi, untuk menciptakan tokek blasteran diperlukan induk-an impor yang harganya bisa mencapai Rp 10 juta per ekor. “Kadang uang hasil penjualan tokek saya gunakan untuk membeli indukan baru yang unik,” kata Eri.
Tapi, Anda jangan khawatir rugi. Pasalnya, satu indukan bisa mengembalikan modal dalam waktu yang relatif singkat. Setelah memasuki usia kawin pada bulan kedelapan, seekor induk bisa menelurkan dua butir telur setiap dua minggu sampai sepuluh kali berturut-turut. “Setelah itu mereka beristirahat antara enam bulan sampai setahun,” terang Gunawan.
Idealnya, tokek dikawinkan pada usia setidaknya 10 bulan, imbuh Eri. Tokek yang ia budidayakan hanya bertelur dua butir per bulan. Jarak antara perkawinan hingga bertelur biasanya 28 hari, dan dari telur hingga menetas diperlukan waktu 35 hari sampai 60 hari.
Sisi yang juga mengentengkan pembudidaya, tokek pakistan termasuk binatang reptil yang murah perawatannya. Soalnya, satu ekor tokek hanya perlu diberi makan lima ekor jangkrik setiap dua hari. Sementara, di Jakarta, harga jual jangkrik hanya Rp 20.000 per 1.000 ekor. Sedangkan harga bahan alas kandang tokek sekitar Rp 20.000 per kotak, dan hanya perlu diganti setiap enam bulan sekali.
Meski termasuk binatang melata, namun bukan berarti Leopard gecko sepi peminat. Eri mengaku bisa menjual sampai 100 ekor tokek pakistan dalam sebulan, dengan omzet berkisar antara Rp 10 juta sampai Rp 20 juta. “Biasanya pembeli datang dari kalangan pehobi reptil,” kata Eri.
Sementara Gunawan, yang memiliki 50 ekor indukan dan 100 ekor anakan, mengaku bisa menjual sekitar 20 ekor tokek setiap bulan dengan omzet Rp 5 juta saban bulan. Gunawan tidak memiliki toko tersendiri, melainkan memilih bergerilya di forum-forum internet untuk menjajakan tokek pakistan. “Penjualan cukup cepat secara online karena Leopard Gecko biasanya tidak dijual di pet shop,” tuturnya.
Biasanya, para pemilik tokek berkumpul pada saat ada perlombaan. Menurut Eri, pada saat lomba, tokek yang menjadi peserta bisa sampai 150 ekor. “Biasanya untuk lomba kami sampai membuka hingga 12 kelas. Satu kelas diikuti setidaknya 10 ekor tokek,” imbuh Eri.
Acara perlombaan tokek pakistan seperti ini biasanya juga menjadi ajang memamerkan dagangan masing-masing.
Gunawan berharap dengan adanya forum dan perlombaan ini popularitas tokek pakistan bisa meningkat. Sehingga, pangsa pasar tokek yang memiliki kelopak mata ini bisa lebih lebar lagi.
Kalau bisa, ia berharap pula satu orang memelihara lebih dari satu tokek. Maklum, satu ekor tokek pakistan bisa hidup sampai 20 tahun.
Lantaran berjualan lewat sistem online, Gunawan biasanya menjual tokek dengan menampilkan foto tokek pakistan dagangannya. “Foto jadi penting karena yang dilihat adalah penampilan fisik tokek,” terang Gunawan.
Soal harga jual, Gunawan mematok berdasarkan harga pasaran di forum-forum reptil. Misalnya, ReptileX.com. “Makin banyak produksi tokek yang jenisnya sama maka harga makin turun,” tandasnya. ***
Post a Comment
Post a Comment